TUGAS 7
IP ADDRESS DAN
SUBNETTING
Mata Kuliah
Jaringan Informasi Digital
Dibimbing Oleh:
Moh. Safii, S.Kom
Oleh: Kelompok Dua
1) Andika Septyawan
2) Binti Nurul Qomariyah
3) Erwin Septi Feprianawati
4) Fredericha Alexandra
5) Mitha Oktaviana David
Mengenal IP ADDRESS
A. Pengertian IP
ADDRESS
IP Address adalah alamat
yang diberikan ke jaringan dan peralatan
jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address terdiri dari 32 bit angka
biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka desimal yang dipisahkan oleh
tanda titik seperti 192.16.10.1. Oleh karena protocol IP adalah protocol yang
paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam jaringan
komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP address ini.
Namun pengertian IP address dan subnetting sering agak membingungkan pemakai.
Oleh sebab itu dalam disini akan diuraikan tahap demi tahap konsep IP address
tersebut dengan harapan agar anda dapat mengerti cara penggunaan nya dengan
baik.
IP Address terdiri dari 2
bagian yaitu network ID dan host ID,
dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan host ID menentukan
dari peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address memberikan alamat lengkap
dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan dimana peralatan itu
berada. Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah dimana tempat tinggal
kita berada.
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan
antar host di internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang
universal karena merupakan merode pengalamatan yang telah diterima di seluruh
dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas
yang universal bagi setiap interadce computer. Jika suatu computer memiliki
lebih dari satu interface maka kita harus member dua IP address untuk computer
tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
Berikut video tentang ”apa itu IP Address”
B. Sejarah IP
ADDRESS
Internet
Protocol (IP) adalah alamat numerik yang logis identifikasi dan alamat yang
ditetapkan untuk berpartisipasi dalam sebuah perangkat komputer yang
memanfaatkan jaringan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya.
Alamat IP awalnya ditetapkan sebagai nomor 32-bit, yang sekarang dinamakan
Internet Protocol Version 4 (IPv4), dan masih digunakan hari ini. Namun, karena
pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang dihasilkan dari ruang
alamat, menangani sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat,
dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir standar oleh RFC 2460 pada tahun
1998. Walaupun alamat IP yang disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya
ditampilkan dalam manusia-dibaca notations, untuk misalnya, 208.77.188.166
(untuk IPv4) dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). ” Peran alamat IP
telah karakteristik sebagai berikut: ” nama menunjukkan apa yang kita cari dan
menunjukkan alamat di mana serta menunjukkan bagaimana rute ke sana.Alamat IP
perangkat lunak dianggap alamat, dan tidak sulit kode alamat hardware. Internet
Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi ruang alamat IP
global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registries
(RIRs) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia
layanan Internet) dan lembaga lainnya.
C. FORMAT
PENULISAN IP ADDRESS
IP
address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik
setiap 8 bitnya. Tiap bit ini disebut sebagai octet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi, IP address memiliki range dari 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seprti ini susah digunakan untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam
4 bilangan decimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih
dikenal dengan ‘notasi decimal bertitik’. Setiap bilangan decimal merupakan
nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan IP address dalam format biner
dan decimal:
Desimal
|
167
|
205
|
206
|
100
|
Biner
|
10100111
|
11001101
|
11001110
|
01100100
|
D. Jenis-Jenis IP
Address
a) IP Public
Ini
adalah Internet Assigned Numbers Authority (IANA) terdaftar alamat yang
terlihat di Internet. Public bit tertinggi range address bit network
address
·
kelas
A 0 0 – 127* 8
·
kelas
B 10 128 – 191 16
·
kelas
C 110 192 – 223 24
·
kelas
D 1110 224 – 239 28
b) Privat
Privat Address adalah
kelompok IP Addres yang dapat dipakai tanpa harus melakukan pendaftaran. IP
Address ini hanya dapat digunakanuntuk jaringan local (LAN) dan tidak dikenal
dan diabaikan oleh Internet. Alamat ini adalah unik bagi jaringan lokalnya tetapi
tidak unik bagi jaringan global. Agar IP Private ini dapat terkoneksi ke
internet, diperlukan peralatan Router dengan fasilitas Network
Address Traslation (NAT).
Berikut
adalah Alamat yang dicadangkan untuk jaringan private:
- Private Address Kelas A :
IP
Address dari 10.0.0.0 – 10.255.255.254, setara dengan sebuah jaringan dengan 24
bit host. Atau sekitar 16.777.214 host
- Private Address Kelas B:
172.16.0.0
– 172.31.255.255, setara dengan 16 jaringan yang masing-masing jaringan
memiliki host efektif sebanyak 65.534 host
- Private Address Kelas C:
192.168.0.0
– 192.168.255.254, setara dengan 256 jaringan yang masing-masing jaringan
memiliki host efektif sebanyak 254 host.
E. Pembagian Kelas
IP Address
Jumlah
IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4
milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di
seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP
address, baik untuk host jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP
address dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu bagian netwrk (net ID) dan bagian
hist (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network
yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu
network. Jadi seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki
net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal pada bagian awal address
merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network.
IP
address dibagi ke dalam lima kelas yaitu kelas A, B, C, D, E. perbedaan tiap
kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Cintihnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampugn oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan ekperimental. Perangkat lunak
Internet protocol menentuka pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberaoa
bit pertama dari IP address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut:
Kelas A
Bit
pertama address kelas A adalah 0 dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host
24 bit. Dengan
demikian hanya ada 128 network kelas A, jadi byte pertama IP address kelas A memiliki range dari 0-127, yakni dari nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai
127.xxx.xxx.xxx. Tiap network
dapat menampung sekitar 16 juta (256^3)
host. IP address
kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. (xxx adalah variabel, nilainya dari 0
s/d 255). IP address ini
dilukiskan pada gambar berikut:
Formatnya
:
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
- Bit pertama : 0
- Panjang Network ID : 8 bit
- Panjang Host ID : 24 bit
- Byte pertama : 0 – 127
- Jumlah : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
- Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah
IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A
Kelas B
Dua
bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai
128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
sehingga kalau ada computer memilii IP address 192.168.26.161, network ID
192.168 dan host ID 26.161. pada IP address kelas B ini memiliki range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx yakni berjumlah 65.255 netwrok dan jumlah
host tiap network 256^2 host atau sekitar 65 ribu host
Formatnya:
- Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
- 2 bit pertama : 10
- Panjang Network ID : 16 bit
- Panjang Host ID : 16 bit
- Byte pertama : 128 – 191
- Jumlah : 16.384 kelas B
- Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
- Jumlah IP : 65.535 IP address pada tiap kelas B
Kelas C
Jika
3 bit pertama dari IP Address adalah 110, address merupakan network kelas C. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya
sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host. Dengan
demikian terdapat lebih dari 2 juta network kelas C (32 x 256 x 256), yakni
dari nomor 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya
mampu menampung sekitar 256 host.
Formatnya:
- Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
- 3 bit pertama : 110
- Panjang Network ID : 24 bit
- Panjang Host ID : 8 bit
- Byte pertama : 192 – 223
- Jumlah : 2.097.152 kelas C
- Range IP : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
- Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C
Kelas D
Khusus
kelas D ini digunakan untuk tujuan multicasting. Dalam kelas ini tidak lagi
dibahas mengenai netid dan hostid. Jika 4 bit pertama adalah 1110, sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247,
sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multitasking tidak dikenal network ID dan
Host ID. IP Address
merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast address, yakni sejumlah
komputer yang memakai bersama suatu aplikasi (bedakan dengan pengertian network
address yang mengacu kepada sejumlah komputer yang memakai bersama suatu
network). Salah satu penggunaan multicast address yang sedang berkembang saat
ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time video conference yang
melibatkan lebih dari dua host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone
Formatnya:
- 4 Bit Pertama : 1110
- Byte Inisial : 224 – 247
Kelas E
Kelas
terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh
kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimental. Juga tidak ada
dikenal netid dan hostid di sini. IP address E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP
address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertama berkisar antara 248-255
Formatnya:
- 4 Bit Pertama : 1111
- Byte Inisial : 248 – 255
Sebagai
tambahan dikenal juga istilah network prefix yang digunakan untuk IP address
yang menunjuk bagian jaringan. Penulisan network prefix adalah denga tanda
slash yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam
bit.misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan
penulisan 192.168/16 angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix
kelas B.
F. ADDRESS KHUSUS
Selain
address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan
untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address
itu adala:
a) Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali
suatu network pada jaringan internet. Misalkan untuk host dengan IP address
kelas B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet, network address ini adalah
192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada segmen 2
terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing
pada internet. Router cukup melihat network address 192.168 untuk menentukan ke
raouter mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analginya mirip dengan tuang
pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh
alamat untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b) Broadcast
Address
Address ini digunakan untuk mengirim
dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada
suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP memiliki header alamat
tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut.
Dengan adanya alamat ini maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram
tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host
ingin mengirim datagram tersebut kepada seluruh host yang ada pada netwoknya?
Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host
tujuan, pemakai bandwith akan meningkta dan beban kerja host pengirim
bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat konspe
broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh host
pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2
address untuk menerima datagram : pertama adalah IP addressnya yang bersifat
unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut
berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit hst pada IP address
menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2
broadcast addressnya 192.168.255.255 (2 segmen dari IP address tersebut disebut
berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255) jenis
informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c) Multicast
Address
Kelas address A, B dan C adalah
address yang digunakan untuk komunikasi antar host yang menggunakan datagram unicasr. Artinya
datagram memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang
memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan
menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika
datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul
pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin
berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group) dengan hanya
mengirimkan satu datagram saja. Namun bebreda dengan mode broadcast hanya
host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu dikenalkan konsep
multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan aplikasi bersana
mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat
dilihat pada gambar dibawah
224-239
|
0-255
|
0-255
|
0-255
|
1110xxxx
|
xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
xxxxxxxx
|
Untuk keperluan multicast sejumlah IP
address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP address
mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk decimal 224.0.0.0
sampai 239.255.255.255) maka IP address merupakan multicast address. Alokasi
ini ditujkan untuk keperluan group buka untuk host seperti pada kelas A, B dan
C. anggota group ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet namun
bisa mencapai seluruh dunia karena menyerupai sutu backbone maka jaringan
multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Bacbone (Mbone)
G. Aturan Dasar
pemilihan Netwrok ID dan Host ID
v
Network ID tidak boleh sama dengan 127, karena network
ID 127 secara default digunakan sebagai alamal loopback yakni alamat IP address
yang digunakan oleh suatu computer yang menunjuk dirinya sendiri
v
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255,
karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang
mewakili seluruh jaringan
v
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0,
karena akan diartika sebagai alamat network. Alamat netwrk digunakan untuk
menunjuk suatu jaringan buka host
v
Host ID harus unik dalam suatu network, dalam suatu
network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Mengenal Subnetting
Subnetting
adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil
dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network
ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa
subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres
kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Berikut video tentang “basic subnetting”
Alasan
Melakukan Subnetting
Dua alasan utama melakukan subnetting:
1.
Mengalokasikan IP address yang terbatas
supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B,
dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk
host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari
254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki
host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254
device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma
sekitar 10 ribuan IP address.
2.
Alasan kedua adalah, walaupun sebuah
organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di
dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja
mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical
network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama,
yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network.
Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain
broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk
jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja
terdapat 254 - 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork
dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu
jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan
topologi fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi
Subnetting
Fungsi
subnetting antara lain sbb:
1.
Mengurangi lalu-lintas jaringan,
sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau
macet.
2.
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3.
Pengelolaan yang disederhanakan.
4.
Membantu pengembangan jaringan ke arah
jarak geografis yang menjauh,
Untuk contohnya kita
bisa ambil kasus sbb : WAN yang menggunakan jaringan antar kota yang berbeda.
lebih optimpal jaringan tersebut dengan subnetting.
Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita
akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.
Menentukan jumlah subnet yang
dihasilkan oleh subnet mask
2.
Menentukan jumlah host per subnet
3.
Menentukan subnet yang valid
4.
Menentukan alamat broadcast untuk tiap
subnet
5.
Menentukan host – host yang valid untuk
tiap subnet
Mengenal
Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan
terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer
(host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan
perincian sebagai berikut:
Misal
kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network
Perusahaan
Alamat
Jaringan : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Misalkan
diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini
berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network
Divisi A
Alamat
Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast
Address : 192.168.1.127
Network
Divisi B
Alamat
Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host
Pertama : 192.168.1.129
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Dengan
demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang
masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing
komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi
sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila
dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat
saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Analogi:
Ada sebuah jalan bernama
Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08
adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada
seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika
rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan
kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang,
rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua
RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan
optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge
sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti
di bawah:
Konsep seperti inilah
sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah
pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan
masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk
optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat
di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama
analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk
jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer
rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255),
yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan
diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah.
Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST
ADDRESS.
SUBNET
MASK
Terus apa itu SUBNET MASK?
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi
jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang
berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua
itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang
saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT,
atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki
subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP
Address adalah sbb:
Network ID dan
host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask.
Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups
dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host
ID dari porsi IP address.
Subnetmask default untuk masing-masing kelas A, B, C dalam biner
Jangan bingung membedakan
antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device
atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian
mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat
langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255,
oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Terdapat
aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
- Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
- Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
- Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
Subnetmask biner dan desimal
Penghitungan subnetting
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara
khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting
akan berkisar di empat masalah yaitu:
v Jumlah Subnet,
v Jumlah Host per
Subnet,
v Blok Subnet,
v Alamat Host-
Broadcast.
Penulisan IP address umumnya
adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya
bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa
seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet Mask
yang digunakan untuk melakukan subnetting
Pertanyaan berikutnya adalah
Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini
terjawab dengan tabel di bawah:
|
|
SUBNETTING PADA
IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa yang terjadi
dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26?
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet =
2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet
terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet
adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per
Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari
0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62
host
3. Blok Subnet =
256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64
+ 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana
dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah
selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi
untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask
yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan
anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA
IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba
melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya
pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda
teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR
/17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok
subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga
berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Ok, kita coba dua soal untuk
kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan
subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet =
2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per
Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari
0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382
host
3. Blok Subnet =
256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan
broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita
coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR
/25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet =
29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per
Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet =
256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan
broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba
latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet =
28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per
Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet =
256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan
broadcast yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Semua penghitungan subnet
diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah
mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005
tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam
beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan
rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2.
Setelah
berkenalan dengan IP Address pada subnetting dan belajar dasar-dasarnya tentang
Subnetting Kelas C, Subnetting Kelas B dan Subnetting Kelas A. Tentunya mudah
untuk melakukan penghitungan terhadap IP 192.168.10.1/27, meliputi berapa
subnetnya, berapa hostnya, subnet masknya, dll.
Tapi kalau untuk mengetahui
berapa sih range IP yang terdapat di subnet ke-6??
Latihan Penghitungan IP ADDRESS
1. Memakai cara lama
Kalau
memakai cara yang sudah kita pelajari sebelumnya, kita cari dulu /27 nya, trus
tentuin subnetnya berapa setelah itu hostnya berapa, baru deh dapat rangenya.
Seperti ini:
·
Tentuin dulu
/27 nya dimana
·
Setelah
dapat, tentuin subnet sama hostnya
· Baru membuat range IPnya
·
Setelah
semua di dapat, cari aja subnet ke-6. Maka Range IPnya adalah 192.168.10.192 -
192.168.10.223
2. Cara Cepat
Sangat panjang caranya akan
membingunkan apabila IP tersebut punya ratusan subnet, dan yang ditanya subnet
yang ke ratusan itu juga. Cara cepat menghitung IP address begini caranya:
Soal:
Misal IP Address: 192.168.10.1/27.
Tentukan IP pada subnet ke-6
Langkah-langkahnya:
1. Tentukan dulu /27 berada pada oktet keberapa
1. Tentukan dulu /27 berada pada oktet keberapa
2. Berarti /27 berada pada oktet ke-4
3. Binerkan subnet yang mau kita
cari
kita
mencari subnet ke-6, jadi "6" nya kita binerkan dulu. Binernya adalah
00000110, angka ini diperoleh dari gambar di atas, untuk mendapatkan 6 kita
butuh angka berapa aja?
Jawabannya 4 dan 2, karena 4+2 =
6
karena yang dipakai 4 dan 2, maka
oktet pada 4 dan 2 dijadikan "1" dan sisanya di
"0" kan. Maka di dapat 00000110
4. Sejajarkan Subnet ke-6 tersebut dengan Network
Portion Subnet Mask kemudian AND kan
Subnet Mask diambil dari /27.
Karena /27 berada pada oktet keempat, maka yang kita sejajarkan dengan Subnet
ke-6 adalah oktet keempat dari /27
Apa itu network Portion??
maka:
11100000
11000000
11100000
11000000
binernya
adalah 00000110, karena kita sesuaikan dengan Network Portion 11100000, maka
kita mulai dari belakang Network Potion. dan masukkan binernya "6" mulai
dari belakang, kemudian sisa 0 nya abaikan saja
jadinya seperti ini:
11100000
11000000
11000000
Kemudian pada sisi host portion
di "0" kan
jadinya seperti ini:
11100000
11000000
-------------- AND
11000000
-------------- AND
11000000
5. Setelah di dapat binernya, rubah hasil AND
tersebut kedalam desimal dan itulah IP subnetnya
hasil: 11000000 = 192
maka IP Address Subnetnya adalah
192.168.10.192
6. Cari IP Hostnya
Cara mencari IP Host:
"1" kan semua yang berada pada posisi Host Portion
IP Subnet = 11000000
IP Host = 11011111
Setelah itu desimalkan biner
tersebut, maka itu IP Hostnya
11011111 = 223
11011111 = 223
Maka kita dapat range IP pada
Subnet ke-6 adalah 192.168.10.192 - 192.168.10.223
Sumber:
·
http://arena-komputer.blogspot.com/2011/09/jenis-jenis-ip-address.html
·
http://blog.unsri.ac.id/rennyamalia/jarkom/pengertian-dan-fungsi-subnetting/mrdetail/40262/
·
http://fianloveniken.blogspot.com/2011/02/macam-macam-kelas-ip-address.html
·
http://iwaksepattld.files.wordpress.com/2010/08/ip-address-dan-subnetting.pdf
·
http://my.opera.com/45sis/blog/2011/09/28/pengertian-ip-address-dns-default-getway-subnet-mask
·
http://olafthon.blogspot.com/2011/04/cara-cepat-menghitung-ip-address.html
·
http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/
·
http://tasmi.unsri.ac.id/index.php/posting/5
·
http://tolaho.wordpress.com/2009/06/12/sejarah-dan-fungsi-ip-address/
·
http://www.catatanteknisi.com/2010/11/mengenal-apa-itu-ip-address.html#ixzz1pudPovVl
·
http://pendidikan-informatika.blogspot.com/2011/10/pembagian-kelas-ip-address-dan.html
·
http://romisatriawahono.net/2006/02/10/memahami-konsep-subnetting-dengan-mudah/