Selasa, 22 November 2011

Menjadi mahasiswa sesungguhnya

    Rangkaian PKPT telah terlampaui, ada senang, ada marah, ada tawa dan ada sedih. Rangkaian itu ditutup dengan kemah bakti, maupun bakti social sehingga semua saling kenal, kedekatan telah tercipta dan sehari-hari perkuliahan akan semakin mengasyikkan.
    Sebagai mahasiswa baru memori-memori lama anda yang telah terukir selama di SMA mulai saat ini akan segera tergantikan dengan dunia mahasiswa yang sungguh sangat berbeda. Dulu kita masih diarahkan oleh guru kita di SMA, orang tua kita memperhatikan semua kegiatan kita. Bahkan banyak hal-hal yang dulu kita bergantung kepada orang tua kita mulai kita tinggalkan. Dunia mahasiswa sungguh seperti pedang bermata dua…banyak hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menghadapinya karena salah melangkah bisa berakibat fatal dalam proses menuju kesuksesan.
    Menjadi mahasiswa yang sesungguhnya dan bersungguh-sungguh menjadi mahasiswa membutuhkan iklim yang menunjang untuk hal itu kalaulah iklim itu belum tercipta kitalah yang menciptakannya.
    Pertama adalah Iklim Keilmuan karena disanalah letak kemahasiswaan kita, perbedaan kita dengan orang lain terletak disana, sehingga percakapan kita haruslah hal-hal yang ilmiah. Seorang ulama pada zaman dahulu hampir menghembuskan nafas terakhir tetapi ia masih sempat menanyakan pendapat kepada temannya tentang suatu hukum.
    Kedua adalah Iklim Kemandirian hal ini perlu dipupuk sejak dini baik kemandirian dalam manajemen waktu, kemandirian dalam menentukan sikap dan kemandirian dalam menyelesaikan permasalahan serta kemandirian dalam financial, walaupun tidak semua bisa tercapai tapi kita semua harus berusaha menuju ke sana karena kemandirian adalah tanda kemajuan suatu peradaban.
    Ketiga adalah Iklim pergerakan, Muhammad Iqbal salah satu pemikir Islam berkata "static condition means death", Kondisi yang diam berarti mati", bahkan dalam syairnya Imam Syafi'i berkata : "In saala thaaba wa in lam yajri lam yathibi" "air itu kalau mengalir menjadi baik tetapi kalau diam air itu menjadi busuk". Sebagai mahasiswa bergerak adalah keharusan, menyelesaikan permasalahan kampus, menghidupkan opini public, penyadaran dan juga berbaur dengan masyarakat adalah hal yang lazim bagi seorang mahasiswa sehingga mereka sebagai agent of change sejati tisdak hanya jargon belaka.
    Keempat adalah Iklim spiritual, artinya seorang mahasiswa harus menyadari bahwa dialah harapan masa depan ummat, sehingga jalan kehidupan yang mereka tempuh adalah kehidupan yang diinginkan oleh Allah SWT.
    Senantiasa membekali dengan ilmu dien, karena kelak mereka akan menjadi professional yang matang, seimbang antara prinsip-prinsip profesionalisme dan prinsip-prinsip ajaran agama, tidak ada lagi korupsi serta penipuan dan penggelapan harta Negara karena mereka memiliki nurani.
    Sejatinya jika keempat iklim tersebut teraplikasikan dalam kampus kita, kita tidak heran jika nanti ada banyak mahasiswa yang kuliahnya bagus, penampilan rapi, pandai berbisnis, aktifis pergerakan, perhatian terhadap masyarakat, agamanya mumpuni dan yang pasti mereka adalah generasi dambaan bangsa. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar